Siapa sebenarnya santri itu? Sebagaimana kata ‘Pesantren’ kata santri pun debatable
dengan berbagai pengertian dan versi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), santri adalah orang yang mendalai agama islam, orang
yang beribadah dengan sungguh-sungguh dan saleh.
Para ilmuan tidak sependapat dan saling berbeda tentang pengetian ini. Ada yang menyebut, santri diambil dari bahasa ‘tamil’ yang berarti ‘guru mengaji’, ada juga yang menilai kata santri berasal dari kata india ‘shastri’ yang berarti ‘orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab suci’.
Selain itu, pendapat lainya meyakini bahwa kata santri berasal dari kata ‘Cantrik’
(bahasa sansekerta atau jawa), yang berarti orang yang selalu mengikuti
guru. Sedang versi yang lainya menganggap kata ‘santri’ sebagai
gabungan antara kata ‘saint’ (manusia baik) dan kata ‘tra’ (suka menolong). Sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Dalam praktik bahasa sehari-hari, istilah ‘santri’ pun memiliki devariasi
yang banyak. Artinya, pengertian atau penyebutan kata santri masih
suka-suka alias menyisakan pertanyaan yang lebih jauh. Santri apa, yang
mana dan bagaimana?
Ada santri profesi, ada santri kultur. ‘Santri Profesi’ adalah mereka yang menempuh pendidikan atau setidaknya memiliki hubungan darah dengan pesantren. Sedangkan ‘Santri Kultur’ adalah gelar santri yang disandangkan berdasarkan budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain, bisa saja orang yang sudah mondok di pesantren
tidak disebut santri, karena prilakunya buruk. Dan sebaliknya, orang
yang tidak pernah mondok di pesantren bisa disebut santri karena
prilakunya yang baik.
Dari segi metode dan materi pendidikan, kata ‘santri’ pun dapat dibagi menjadi dua. Ada ‘Santri Modern’ dan ada ’Santri Tradisional’
– Seperti juga ada pondok modern dan ada juga pondok tradisional.
Sedang dari segi tempat belajarnya, ada istilah ‘santri kalong’ dan
‘santri tetap’. Santri kalong adalah orang yang berada di sekitar pesantren yang ingin menumpang belajar di pondok pada malam hari.
Tentu saja, hal ini merupakan reaksi bahasa atas perkembangan yang
terus terjadi di masyarakat. Dan terlepas dari berbagai perbedaan
pendapat mengenai hal ini, kiranya perlu digaris bawahi bahwa santri sebenarnya adalah produk spesifik budaya indonesia yang tiada duanya.
Eksistensinya yang terus bertahan dan berkiprah melewati berbagai
tantangan zaman patutlah dicatat sebagai tinta emas sejarah bangsa.
Seperti juga kiyai, posisi santri memiliki peran dan kedudukan yang juga
terhormat di mata masyarakat Indonesia.
Sunday, February 24, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment