skip to main |
skip to sidebar
Al Anwar—Pada
Kamis (24/01) malam jum’at, Bagian Pengasuhan Santri Pondok Modern
Al-Anwar Ploso Pacitan mengadakan Lomba Pidato Bahasa Jawa dan Baca
kitab kuning Antarkelas untuk seluruh santri se-Al-Anwar. Acara ini
merupakan serangkaian kegiatan dalam memperingati kelahiran Nabi
Muhammad SAW.
Dengan terlaksananya acara ini Pondok Modern Al-Anwar
Ploso Pacitan berupaya melatih mental para santri sekaligus meningkatkan
kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar pada saat
berpidato. Sehingga, diharapkan akan muncul orator-orator handal yang
mampu berdakwah menyebarkan syiar Islam di masyarakat kelak. Tidak hanya
di tingkat nasional, dengan kemampuan bahasa asing yang dimiliki,
mereka diyakini mampu merambah dunia internasional untuk menegakkan
kalimat Allah di muka bumi.
Al-Anwar-Budaya
antri merupakan kebiasaan orang-orang sukses yang bedisiplin tinggi.
Dalam hal ini, Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Ploso Pacitan tidak
ketinggalan mendidik seluruh santri untuk terbiasa antri sesuai dengan
gilirannya masing-masing. Budaya antri akan melatih kesabaran kita,
sabar menanti gilirannya tiba, dan mengajari kita untuk menghormati
orang lain, tidak mengambil hak orang lain. Sabar yang terlatih akan
berbuah manis dan memberikan kita banyak keuntungan. Dengan sabar pula,
kita dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban dengan baik.
Antrian
yang panjang bisa ditemukan di dapur umum pada saat jam makan tiba.
Tidak ada seorang pun yang berani menyerobot, walaupun dia ingin
cepat-cepat melakukan pekerjaan yang lain. Selain di dapur, antrian juga
terlihat di depan kamar mandi. Walaupun tidak sepanjang antrian di
dapur, para santri juga menikmatinya dengan bercengkerama mengenai
banyak hal. Dari sinilah suasana keakraban di antara para santri dapat
terbentuk. Namun demikian, antrian paling panjang adalah ketika kita
harus mendapatkan kwitansi untuk syarat liburan. Demi liburan, mereka
pun rela berbaris sepanjang jalan. Tapi, tenang saja, semuanya pasti
mendapatkan giliran, tentunya dari depan ke belakang. Mereka menikmati
kereta api kesabaran di pondok tercinta
Belajar apa di Pondok Modern Al Anwar Ploso Pacitan?
Pertanyaan ini terkadang muncul, baik di benak para santri maupun para wali.
Santri belajar mengenai keilmuan Islam. Santri belajar ilmu eksakta.
Santri belajar apa itu olahraga. Apa itu pramuka. Apa itu seni. Apa itu
bahasa.
Santri belajar tentang
kehidupan. Bagaimana hidup. Bagaimana bergaul. Bagaimana mandiri.
Bagaimana berorganisasi. Santri belajar apa itu problem solving,
character building, teamwork, self-support, semuanya.
Tujuan
belajar di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar menurut salah satu pendiri
Pondok Pesantren Modern Al-Anwar adalah ‘ben dadi wong’. Agar menjadi
manusia sepenuhnya. Manusia yang mampu menggunakan seluruh potensi
kemanusiannya.
Kopotren—Penuhi Kebutuhan Konsumen, Bagian Kopotren (Koperasi Pondok Pesantren) Tambah Kulkas Baru
Demi memenuhi kebutuhan konsumen, Bagian Kopotren Al-Anwar yang diberi
“Kopotren An-Nur” mendatangkan sebuah kulkas baru, pengurus kopotren
menegaskan, dengan di datangkannya kulkas baru tersebut untuk memenuhi
kebutuhan para santri yang semakin hari semakin meningkat. Selain itu
pengurus kopotren menambah berbagai kebutuhan para santri diantaranya
kitab, alat-alat tulis, aneka macam keperluan pramuka, aneka macam
makanan ringan, dll. "Bagi warga masyarakat sekitar juga bisa mencari
segala macam kebutuhan sehari-hari disini" tegasnya. Selama ini memang
adanya Kopotren Al Anwar
terkesan hanya untuk memenuhi kebutuhan santri saja. Para permulaan
Tahun 2013 1ni Kopotren Al-Anwar mulai berbenah diri, tidak hanya
memenuhi kebutuhan santri saja tetapi juga memenuhi kebutuhan masyarakat
umum.
Pengurus kopotren mengakui, kulkas terebut sangatlah
membantu, khususnya dalam menjaga keawetan minuman kemasan dan
membuatnya tetap segar saat dikonsumsi. Kebutuhan kulkas ini dirasa
perlu karena banyaknya santri yang menghajatkan minuman dingin dan segar
untuk keperluan berbuka puasa. Bukan hanya untuk berbuka, para santri
juga membelinya di siang hari atau setelah latihan-latihan untuk
berbagai kegiatan Pondok Pesantren Modern Al-Anwar yang banyak menguras
tenaga mereka.
Al-Anwar-Bentuk
pendidikan yang menjadi pilihan Pondok Pesantren Modern Al-Anwar adalah
pesantren, karena pesantren memiliki banyak keunggulan dibanding bentuk
lembaga pendidikan lainnya.
Dalam pesantren tercipta Tripusat
pendidikan yang terpadu, yaitu pendidikan rumah tangga, sekolah, dan
masyarakat. Pesantren bukan hanya menanamkan aspek kognitif, tetapi juga
afektif dan psikomotorik. Pesantren bukan hanya mengasah kecerdasan
otak dan ketrampilan tangan, tetapi juga kekuatan mental dan kecerdasan
spiritual.
Dengan bentuk pesantren inilah Pondok Psantren
Modern Al-Anwar sangat konsisten menerapkan disiplin berasrama bagi para
penghuninya. Asrama penuh dengan program pendidikan, bukan sekadar
sebagai tempat tidur santri. Dengan sistem asrama, para santri bisa
berinteraksi dengan para guru secara
lebih efektif dan produktif. Selain itu, santri dapat sepenuhnya
terwarnai oleh program-program pendidikan pondok sehingga steril dari
pengaruh kultur masyarakat sekitar yang kurang edukatif dan islami.
Sistem asrama dapat pula mendidik santri dalam hal kemandirian,
leadership, ukhuwah, dan bersosialisasi dengan teman-temannya yang
memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam.
Keistimewaan lain dari sistem asrama Pondok Pesantren Modern Al-Anwar
adalah mengutamakan metode keteladanan dengan menjadikan kiyai dan guru
guru sebagai figur sentral. Asrama Pondok Pesantren Modern Al-Anwar juga
menciptakan lingkungan yang kondusif dengan masjid sebagai pusat yang
menjiwai seluruh santri.
PPM
Al-Anwar-“Ujian di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar memang berbeda.”
Nampaknya kalimat ini pantas menggambarkan sistem ujian yang
dilaksanakan di Pondok Modern Al-Anwar Ploso Pacitan (PPM Al-Anwar),
khususnya pada Ujian Pertengahan Tahun Ajaran 1433/1434 H atau 2012/2013
ini. Bagaimana tidak? Ujian yang dilaksanakan hampir dua minggu ini
tak hanya menyita perhatian dari para peserta ujiannya saja, namun juga
Bapak Pimpinan, Direktur KMI, guru-guru senior, guru-guru KMI hingga
seluruh siswa akhir KMI. Hal ini seusai dengan yang dikatakan oleh Bapak
Pimpinan PPM Al-Anwar sebelum ujian dilaksanakan, “Ujian ini tak hanya
bagi para santri, namun bagi kita semua.”
Ujian yang berlangsung
selama dua minggu ini diawali dengan ujian lisan, atau yang lebih akrab
dikenal dengan ‘Imtihan Syafahi’. Ujian lisan berlangsung selama kurang
lebih 3 hari, dengan materi ujian sebagai berikut:
1. Bahasa Arab (Meliputi materi Muhadatsah, muthola’ah, mahfudzot, An-Nahwu, As-Sorfu, Tarjamah Makholah, dan Mufrodzat)
2. Al-Qur’an (meliputi materi Muhadatsah, Qiro’ah Wal Fasokhah, Tajwid,
Al-Fiqh, Tafidz Surat-surat, Ibadah Amaliyah, dan Ibadah Qouliyah)
3. Bahasa Inggris (meliputi materi Conversation, Reading, Grammar, Dictation, Vocabularies, dan Trasnslation)
Ujian melibatkan sebagian besar guru KMI serta puluhan peserta ujian.
Disiplin yang dijalankan memang sungguh ketat. Tak hanya bagi peserta
ujian, namun disiplin ini juga berlaku bagi para penguji maupun guru
KMI. Kewajiban dalam berbagai hal mengikat disiplin bagi para penguji
ini, seperti hadir sebelum bel pukul 06.55 pagi, membuat i’dad persiapan
ujian, mengisi blanko nilai dari yang jenis centang hingga pengisian
nilai, ketepatan dalam mengambil waktu istirahat, menjaga kebersihan,
ketertiban, kewibawaan ruangan ujian hingga batas diperbolehkan keluar
pukul 13.00 siang.
Dilanjutkan dengan ujian tulis atau yang
lebih akrab dikenal dengan ‘imtihan tahriri”. Ujian ini menjadi puncak
dari rentetan ujian sebelumnya. Ujian ini dilaksanakan selama kurang
lebih 10 hari dengan 3 jam pelajaran tiap harinya. Kembali pada titik
sebelumnya, sekali lagi, ujian ini tak hanya menguji para peserta ujian,
namun juga menguji para pengawas ujian. Ujian tulis di PPM Al-Anwar
bisa dikatakan sebagai ujian tulis paling ketat di pondok. Betapa tidak,
pengawas terdiri dari seluruh guru KMI. Jadi, tiap ruang ujian dijaga
oleh seorang pengawas yang mengawasi dengan berdiri selama 60 menit
sesuai dengan waktu yang diberikan kepada para peserta. Para pengawas
inipun masih saja diawasi oleh Panitia Ujian Awal Semester (PUAS) yang
selalu siaga setiap saat.
Jangankan berbuat curang, terbesit
dalam pikiran saja tidak. Sistem yang dilaksanakan hingga saat ini,
merupakan sistem ujian yang telah dijaga kesuciannya sejak berdirinya
PPM Al-Anwar. Oleh karena itu, tiap kali ujian datang, dari para santri
hingga bapak pimpinan pun, juga merasa diuji, hanya saja materi,
pengawas, disiplin, serta amanah yang ditanggung tentunya berbeda,
sesuai dengan skala prioritas. Ini semua dilakukan bukan hanya sekedar
mencari nama, atau pun merasa ‘sok’ dengan ketatnya disiplin yang ada.
Akan tetapi cita-cita yang ada lebih jauh dari itu, yakni menjaga
kualitas dan kesucian ujian itu sendiri. Karena kualitas ilmu yang ada
pada para santri, tentulah harus didapat dengan perjuangan serta
kesungguhan masing-masing personal.
Bahwa di Pondok Pesantren Modern Al Anwar
dilatih membagi pikiran, perasaan, waktu, tenaga maka berbahagialah
orang yang terampil dalam membagi hal ini, di samping
keterampilan-keterampilan bermuamalah ma’a naas dan bermualamah ma’a
Allah serta bermuamalah dengan diri kita sendiri.
Sudah cukup
pendidikan yang kita berikan, latihan yang telah kita latihkan,
pengalaman yang telah dialami, namun tergantung juga daya serapmu
terhadap sentuhan-sentuhan pondok yang telah disentuhkan kepada kamu
lahir batin, akademis ataupun non-akademis.
Namun, apapun wujudmu
dan apapun keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu,
keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
Maka
berbuatlah, berfikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin, menuju
kesempurnaan manusiawi yang lebih bertakwa. Aamin yaa robbal ‘aalamin.
Al-Anwar
- Sebelum menjadi santri Al-Anwar, banyak yang membayangkan betapa
menderitanya nanti kalau suatu saat mereka belajar di pondok ini. Jika
mendengar cerita orang-orang (yang belum tentu mengenal Al-Anwar dengan
baik), terlintaslah di benak mereka peraturan-peraturan yang begitu
mengikat dan mengekang kebebasan dalam berekspresi dan berkreasi.
Terbayang pula bagaimana hukumannya jika melanggar disiplin yang ada.
Apalagi jika yang bersangkutan begitu alergi dengan yang namanya
disiplin. Wah, rasanya berat sekali menjadi santri Al-Anwar! Akhirnya,
banyak yang menyerah sebelum berperang. Waduh, kasihan sekali! Jarrib wa
laahidz takun 'aarifan, cobalah dulu barulah kita mengetahui dan
mengenal Al-Anwar dengan baik.
Mereka yang menyadari betapa pentingnya pendidikan pasti merasakan kepuasan
menimba ilmu di Al-Anwar. Ternyata, setelah menjadi santri Al-Anwar,
muncullah cerita yang berbeda. Memang, disiplin dijunjung tinggi. Tak
seorang santri pun terlepas dari disiplin. Bukankah di setiap tempat itu
ada disiplin? Bukan hanya di Al-Anwar. Bedanya, disiplin di pondok ini
lahir dari pengalaman yang dijalani selama puluhan tahun. Sehingga,
segala peraturan yang diterapkan di Al-Anwar terbentuk dari pengalaman.
Dengan kata lain, disiplin inilah yang menjaga kita untuk tidak
terperosok ke lubang yang sama. Maka, terasalah bagi seluruh santri
bahwa disiplin bukan sekedar peraturan yang melarang ini dan itu.
Disiplin Al-Anwar benar-benar memiliki tujuan dan makna yang dalam untuk
mendidik santri-santrinya.
Betapa menyenangkan hidup penuh
disiplin. Segala sesuatu yang ingin kita lakukan tercapai. Segala
program yang direncanakan terlaksana dengan baik. Dengan disiplin,
kitalah yang menguasai waktu, mengaturnya dan menatanya. Santri-santri
Al-Anwar mengetahui kapan belajar, kapan mereka harus makan, kapan
berangkat ke masjid, kapan berolahraga dan melakukan segala aktivitas
lainnya. Mereka mengenal waktu sebaik mereka mengenal seorang sahabat.
Lagi-lagi
prestasi, Dalam rangka Hari Amal Bhakti Ke-67 Kementrian Agaam RI,
kemenag Kab. Pacitan mengadakan berbagai macam lomba, diantaranya yang
diikuti oleh seluruh MTs dan MA Se-Kab. Pacitan. Lagi-lagi santri Pondok
Pesantren Modern Al Anwar Ploso Pacitan Jawa Timur tampil sebagai juara, diantara prestasi yang diaraih adalah:
1. Atas nama M. Ali Thoyib santri MA Al-Anwar meraih juara II lomba khatib tingkat MA Se-Kab. Pccitan.
2. Atas nama Amita Diana Sari santri MTs Al Anwar meraih juara I lomba kaligarafi tingkat MTs Se-Kab. Pccitan.
Selamat dan sukses atas prestasi yang diraih santri Pondok Pesantren
Modern Al Anwar Ploso Pacitan Jawa Timur. Semaoga bisa memacu
prestasi-prestasi lainya dimasa yang akan datang. Amiiiien.......
PPM
Al-Anwar-“Ujian di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar memang berbeda.”
Nampaknya kalimat ini pantas menggambarkan sistem ujian yang
dilaksanakan di Pondok Modern Al-Anwar Ploso Pacitan (PPM Al-Anwar),
khususnya pada Ujian Pertengahan Tahun Ajaran 1433/1434 H atau 2012/2013
ini. Bagaimana tidak? Ujian yang dilaksanakan hampir dua minggu ini
tak hanya menyita perhatian dari para peserta ujiannya saja, namun juga
Bapak Pimpinan, Direktur KMI, guru-guru senior, guru-guru KMI hingga
seluruh siswa akhir KMI. Hal ini seusai dengan yang dikatakan oleh Bapak
Pimpinan PPM Al-Anwar sebelum ujian dilaksanakan, “Ujian ini tak hanya
bagi para santri, namun bagi kita semua.”
Ujian yang berlangsung
selama dua minggu ini diawali dengan ujian lisan, atau yang lebih akrab
dikenal dengan ‘Imtihan Syafahi’. Ujian lisan berlangsung selama kurang
lebih 3 hari, dengan materi ujian sebagai berikut:
1. Bahasa Arab (Meliputi materi Muhadatsah, muthola’ah, mahfudzot, An-Nahwu, As-Sorfu, Tarjamah Makholah, dan Mufrodzat)
2. Al-Qur’an (meliputi materi Muhadatsah, Qiro’ah Wal Fasokhah, Tajwid,
Al-Fiqh, Tafidz Surat-surat, Ibadah Amaliyah, dan Ibadah Qouliyah)
3. Bahasa Inggris (meliputi materi Conversation, Reading, Grammar, Dictation, Vocabularies, dan Trasnslation)
Ujian melibatkan sebagian besar guru KMI serta puluhan peserta ujian.
Disiplin yang dijalankan memang sungguh ketat. Tak hanya bagi peserta
ujian, namun disiplin ini juga berlaku bagi para penguji maupun guru
KMI. Kewajiban dalam berbagai hal mengikat disiplin bagi para penguji
ini, seperti hadir sebelum bel pukul 06.55 pagi, membuat i’dad persiapan
ujian, mengisi blanko nilai dari yang jenis centang hingga pengisian
nilai, ketepatan dalam mengambil waktu istirahat, menjaga kebersihan,
ketertiban, kewibawaan ruangan ujian hingga batas diperbolehkan keluar
pukul 13.00 siang.
Dilanjutkan dengan ujian tulis atau yang
lebih akrab dikenal dengan ‘imtihan tahriri”. Ujian ini menjadi puncak
dari rentetan ujian sebelumnya. Ujian ini dilaksanakan selama kurang
lebih 10 hari dengan 3 jam pelajaran tiap harinya. Kembali pada titik
sebelumnya, sekali lagi, ujian ini tak hanya menguji para peserta ujian,
namun juga menguji para pengawas ujian. Ujian tulis di PPM Al-Anwar
bisa dikatakan sebagai ujian tulis paling ketat di pondok. Betapa tidak,
pengawas terdiri dari seluruh guru KMI. Jadi, tiap ruang ujian dijaga
oleh seorang pengawas yang mengawasi dengan berdiri selama 60 menit
sesuai dengan waktu yang diberikan kepada para peserta. Para pengawas
inipun masih saja diawasi oleh Panitia Ujian Awal Semester (PUAS) yang
selalu siaga setiap saat.
Jangankan berbuat curang, terbesit
dalam pikiran saja tidak. Sistem yang dilaksanakan hingga saat ini,
merupakan sistem ujian yang telah dijaga kesuciannya sejak berdirinya
PPM Al-Anwar. Oleh karena itu, tiap kali ujian datang, dari para santri
hingga bapak pimpinan pun, juga merasa diuji, hanya saja materi,
pengawas, disiplin, serta amanah yang ditanggung tentunya berbeda,
sesuai dengan skala prioritas. Ini semua dilakukan bukan hanya sekedar
mencari nama, atau pun merasa ‘sok’ dengan ketatnya disiplin yang ada.
Akan tetapi cita-cita yang ada lebih jauh dari itu, yakni menjaga
kualitas dan kesucian ujian itu sendiri. Karena kualitas ilmu yang ada
pada para santri, tentulah harus didapat dengan perjuangan serta
kesungguhan masing-masing personal.
Bahwa di Pondok Pesantren Modern Al Anwar
dilatih membagi pikiran, perasaan, waktu, tenaga maka berbahagialah
orang yang terampil dalam membagi hal ini, di samping
keterampilan-keterampilan bermuamalah ma’a naas dan bermualamah ma’a
Allah serta bermuamalah dengan diri kita sendiri.
Sudah cukup
pendidikan yang kita berikan, latihan yang telah kita latihkan,
pengalaman yang telah dialami, namun tergantung juga daya serapmu
terhadap sentuhan-sentuhan pondok yang telah disentuhkan kepada kamu
lahir batin, akademis ataupun non-akademis.
Namun, apapun wujudmu
dan apapun keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu,
keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
Maka
berbuatlah, berfikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin, menuju
kesempurnaan manusiawi yang lebih bertakwa. Aamin yaa robbal ‘aalamin.
Al-Anwar
- Sebelum menjadi santri Al-Anwar, banyak yang membayangkan betapa
menderitanya nanti kalau suatu saat mereka belajar di pondok ini. Jika
mendengar cerita orang-orang (yang belum tentu mengenal Al-Anwar dengan
baik), terlintaslah di benak mereka peraturan-peraturan yang begitu
mengikat dan mengekang kebebasan dalam berekspresi dan berkreasi.
Terbayang pula bagaimana hukumannya jika melanggar disiplin yang ada.
Apalagi jika yang bersangkutan begitu alergi dengan yang namanya
disiplin. Wah, rasanya berat sekali menjadi santri Al-Anwar! Akhirnya,
banyak yang menyerah sebelum berperang. Waduh, kasihan sekali! Jarrib wa
laahidz takun 'aarifan, cobalah dulu barulah kita mengetahui dan
mengenal Al-Anwar dengan baik.
Mereka yang menyadari betapa pentingnya pendidikan pasti merasakan kepuasan
menimba ilmu di Al-Anwar. Ternyata, setelah menjadi santri Al-Anwar,
muncullah cerita yang berbeda. Memang, disiplin dijunjung tinggi. Tak
seorang santri pun terlepas dari disiplin. Bukankah di setiap tempat itu
ada disiplin? Bukan hanya di Al-Anwar. Bedanya, disiplin di pondok ini
lahir dari pengalaman yang dijalani selama puluhan tahun. Sehingga,
segala peraturan yang diterapkan di Al-Anwar terbentuk dari pengalaman.
Dengan kata lain, disiplin inilah yang menjaga kita untuk tidak
terperosok ke lubang yang sama. Maka, terasalah bagi seluruh santri
bahwa disiplin bukan sekedar peraturan yang melarang ini dan itu.
Disiplin Al-Anwar benar-benar memiliki tujuan dan makna yang dalam untuk
mendidik santri-santrinya.
Betapa menyenangkan hidup penuh
disiplin. Segala sesuatu yang ingin kita lakukan tercapai. Segala
program yang direncanakan terlaksana dengan baik. Dengan disiplin,
kitalah yang menguasai waktu, mengaturnya dan menatanya. Santri-santri
Al-Anwar mengetahui kapan belajar, kapan mereka harus makan, kapan
berangkat ke masjid, kapan berolahraga dan melakukan segala aktivitas
lainnya. Mereka mengenal waktu sebaik mereka mengenal seorang sahabat.