Saturday, January 26, 2013

KEGIATAN MAULID NABI

Al Anwar—Pada Kamis (24/01) malam jum’at, Bagian Pengasuhan Santri Pondok Modern Al-Anwar Ploso Pacitan mengadakan Lomba Pidato Bahasa Jawa dan Baca kitab kuning Antarkelas untuk seluruh santri se-Al-Anwar. Acara ini merupakan serangkaian kegiatan dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dengan terlaksananya acara ini Pondok Modern Al-Anwar Ploso Pacitan berupaya melatih mental para santri sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar pada saat berpidato. Sehingga, diharapkan akan muncul orator-orator handal yang mampu berdakwah menyebarkan syiar Islam di masyarakat kelak. Tidak hanya di tingkat nasional, dengan kemampuan bahasa asing yang dimiliki, mereka diyakini mampu merambah dunia internasional untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi.

BUDAYA DI PPM AL-ANWAR

Al-Anwar-Budaya antri merupakan kebiasaan orang-orang sukses yang bedisiplin tinggi. Dalam hal ini, Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Ploso Pacitan tidak ketinggalan mendidik seluruh santri untuk terbiasa antri sesuai dengan gilirannya masing-masing. Budaya antri akan melatih kesabaran kita, sabar menanti gilirannya tiba, dan mengajari kita untuk menghormati orang lain, tidak mengambil hak orang lain. Sabar yang terlatih akan berbuah manis dan memberikan kita banyak keuntungan. Dengan sabar pula, kita dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban dengan baik.
Antrian yang panjang bisa ditemukan di dapur umum pada saat jam makan tiba. Tidak ada seorang pun yang berani menyerobot, walaupun dia ingin cepat-cepat melakukan pekerjaan yang lain. Selain di dapur, antrian juga terlihat di depan kamar mandi. Walaupun tidak sepanjang antrian di dapur, para santri juga menikmatinya dengan bercengkerama mengenai banyak hal. Dari sinilah suasana keakraban di antara para santri dapat terbentuk. Namun demikian, antrian paling panjang adalah ketika kita harus mendapatkan kwitansi untuk syarat liburan. Demi liburan, mereka pun rela berbaris sepanjang jalan. Tapi, tenang saja, semuanya pasti mendapatkan giliran, tentunya dari depan ke belakang. Mereka menikmati kereta api kesabaran di pondok tercinta

BELAJAR DI PPM AL-ANWAR

Belajar apa di Pondok Modern Al Anwar Ploso Pacitan?

Pertanyaan ini terkadang muncul, baik di benak para santri maupun para wali.

Santri belajar mengenai keilmuan Islam. Santri belajar ilmu eksakta. Santri belajar apa itu olahraga. Apa itu pramuka. Apa itu seni. Apa itu bahasa.

Santri belajar tentang kehidupan. Bagaimana hidup. Bagaimana bergaul. Bagaimana mandiri. Bagaimana berorganisasi. Santri belajar apa itu problem solving, character building, teamwork, self-support, semuanya.

Tujuan belajar di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar menurut salah satu pendiri Pondok Pesantren Modern Al-Anwar adalah ‘ben dadi wong’. Agar menjadi manusia sepenuhnya. Manusia yang mampu menggunakan seluruh potensi kemanusiannya.

UNIT USAHA SANTRI AL-ANWAR

Kopotren—Penuhi Kebutuhan Konsumen, Bagian Kopotren (Koperasi Pondok Pesantren) Tambah Kulkas Baru

Demi memenuhi kebutuhan konsumen, Bagian Kopotren Al-Anwar yang diberi “Kopotren An-Nur” mendatangkan sebuah kulkas baru, pengurus kopotren menegaskan, dengan di datangkannya kulkas baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan para santri yang semakin hari semakin meningkat. Selain itu pengurus kopotren menambah berbagai kebutuhan para santri diantaranya kitab, alat-alat tulis, aneka macam keperluan pramuka, aneka macam makanan ringan, dll. "Bagi warga masyarakat sekitar juga bisa mencari segala macam kebutuhan sehari-hari disini" tegasnya. Selama ini memang adanya Kopotren Al Anwar terkesan hanya untuk memenuhi kebutuhan santri saja. Para permulaan Tahun 2013 1ni Kopotren Al-Anwar mulai berbenah diri, tidak hanya memenuhi kebutuhan santri saja tetapi juga memenuhi kebutuhan masyarakat umum.

Pengurus kopotren mengakui, kulkas terebut sangatlah membantu, khususnya dalam menjaga keawetan minuman kemasan dan membuatnya tetap segar saat dikonsumsi. Kebutuhan kulkas ini dirasa perlu karena banyaknya santri yang menghajatkan minuman dingin dan segar untuk keperluan berbuka puasa. Bukan hanya untuk berbuka, para santri juga membelinya di siang hari atau setelah latihan-latihan untuk berbagai kegiatan Pondok Pesantren Modern Al-Anwar yang banyak menguras tenaga mereka.

BENTUK PENDIDIKAN

Al-Anwar-Bentuk pendidikan yang menjadi pilihan Pondok Pesantren Modern Al-Anwar adalah pesantren, karena pesantren memiliki banyak keunggulan dibanding bentuk lembaga pendidikan lainnya.

Dalam pesantren tercipta Tripusat pendidikan yang terpadu, yaitu pendidikan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Pesantren bukan hanya menanamkan aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Pesantren bukan hanya mengasah kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, tetapi juga kekuatan mental dan kecerdasan spiritual.

Dengan bentuk pesantren inilah Pondok Psantren Modern Al-Anwar sangat konsisten menerapkan disiplin berasrama bagi para penghuninya. Asrama penuh dengan program pendidikan, bukan sekadar sebagai tempat tidur santri. Dengan sistem asrama, para santri bisa berinteraksi dengan para guru secara lebih efektif dan produktif. Selain itu, santri dapat sepenuhnya terwarnai oleh program-program pendidikan pondok sehingga steril dari pengaruh kultur masyarakat sekitar yang kurang edukatif dan islami. Sistem asrama dapat pula mendidik santri dalam hal kemandirian, leadership, ukhuwah, dan bersosialisasi dengan teman-temannya yang memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam.

Keistimewaan lain dari sistem asrama Pondok Pesantren Modern Al-Anwar adalah mengutamakan metode keteladanan dengan menjadikan kiyai dan guru guru sebagai figur sentral. Asrama Pondok Pesantren Modern Al-Anwar juga menciptakan lingkungan yang kondusif dengan masjid sebagai pusat yang menjiwai seluruh santri.

UJIAN DI PPM AL-ANWAR

PPM Al-Anwar-“Ujian di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar memang berbeda.” Nampaknya kalimat ini pantas menggambarkan sistem ujian yang dilaksanakan di Pondok Modern Al-Anwar Ploso Pacitan (PPM Al-Anwar), khususnya pada Ujian Pertengahan Tahun Ajaran 1433/1434 H atau 2012/2013 ini. Bagaimana tidak? Ujian yang dilaksanakan hampir dua minggu ini tak hanya menyita perhatian dari para peserta ujiannya saja, namun juga Bapak Pimpinan, Direktur KMI, guru-guru senior, guru-guru KMI hingga seluruh siswa akhir KMI. Hal ini seusai dengan yang dikatakan oleh Bapak Pimpinan PPM Al-Anwar sebelum ujian dilaksanakan, “Ujian ini tak hanya bagi para santri, namun bagi kita semua.”
Ujian yang berlangsung selama dua minggu ini diawali dengan ujian lisan, atau yang lebih akrab dikenal dengan ‘Imtihan Syafahi’. Ujian lisan berlangsung selama kurang lebih 3 hari, dengan materi ujian sebagai berikut:

1. Bahasa Arab (Meliputi materi Muhadatsah, muthola’ah, mahfudzot, An-Nahwu, As-Sorfu, Tarjamah Makholah, dan Mufrodzat)

2. Al-Qur’an (meliputi materi Muhadatsah, Qiro’ah Wal Fasokhah, Tajwid, Al-Fiqh, Tafidz Surat-surat, Ibadah Amaliyah, dan Ibadah Qouliyah)

3. Bahasa Inggris (meliputi materi Conversation, Reading, Grammar, Dictation, Vocabularies, dan Trasnslation)

Ujian melibatkan sebagian besar guru KMI serta puluhan peserta ujian. Disiplin yang dijalankan memang sungguh ketat. Tak hanya bagi peserta ujian, namun disiplin ini juga berlaku bagi para penguji maupun guru KMI. Kewajiban dalam berbagai hal mengikat disiplin bagi para penguji ini, seperti hadir sebelum bel pukul 06.55 pagi, membuat i’dad persiapan ujian, mengisi blanko nilai dari yang jenis centang hingga pengisian nilai, ketepatan dalam mengambil waktu istirahat, menjaga kebersihan, ketertiban, kewibawaan ruangan ujian hingga batas diperbolehkan keluar pukul 13.00 siang.

Dilanjutkan dengan ujian tulis atau yang lebih akrab dikenal dengan ‘imtihan tahriri”. Ujian ini menjadi puncak dari rentetan ujian sebelumnya. Ujian ini dilaksanakan selama kurang lebih 10 hari dengan 3 jam pelajaran tiap harinya. Kembali pada titik sebelumnya, sekali lagi, ujian ini tak hanya menguji para peserta ujian, namun juga menguji para pengawas ujian. Ujian tulis di PPM Al-Anwar bisa dikatakan sebagai ujian tulis paling ketat di pondok. Betapa tidak, pengawas terdiri dari seluruh guru KMI. Jadi, tiap ruang ujian dijaga oleh seorang pengawas yang mengawasi dengan berdiri selama 60 menit sesuai dengan waktu yang diberikan kepada para peserta. Para pengawas inipun masih saja diawasi oleh Panitia Ujian Awal Semester (PUAS) yang selalu siaga setiap saat.

Jangankan berbuat curang, terbesit dalam pikiran saja tidak. Sistem yang dilaksanakan hingga saat ini, merupakan sistem ujian yang telah dijaga kesuciannya sejak berdirinya PPM Al-Anwar. Oleh karena itu, tiap kali ujian datang, dari para santri hingga bapak pimpinan pun, juga merasa diuji, hanya saja materi, pengawas, disiplin, serta amanah yang ditanggung tentunya berbeda, sesuai dengan skala prioritas. Ini semua dilakukan bukan hanya sekedar mencari nama, atau pun merasa ‘sok’ dengan ketatnya disiplin yang ada. Akan tetapi cita-cita yang ada lebih jauh dari itu, yakni menjaga kualitas dan kesucian ujian itu sendiri. Karena kualitas ilmu yang ada pada para santri, tentulah harus didapat dengan perjuangan serta kesungguhan masing-masing personal.

KEGIATAN AL-ANWAR

Bahwa di Pondok Pesantren Modern Al Anwar dilatih membagi pikiran, perasaan, waktu, tenaga maka berbahagialah orang yang terampil dalam membagi hal ini, di samping keterampilan-keterampilan bermuamalah ma’a naas dan bermualamah ma’a Allah serta bermuamalah dengan diri kita sendiri.
Sudah cukup pendidikan yang kita berikan, latihan yang telah kita latihkan, pengalaman yang telah dialami, namun tergantung juga daya serapmu terhadap sentuhan-sentuhan pondok yang telah disentuhkan kepada kamu lahir batin, akademis ataupun non-akademis.
Namun, apapun wujudmu dan apapun keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
Maka berbuatlah, berfikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin, menuju kesempurnaan manusiawi yang lebih bertakwa. Aamin yaa robbal ‘aalamin.

WAKTU LAKSANA SAHABAT

Al-Anwar - Sebelum menjadi santri Al-Anwar, banyak yang membayangkan betapa menderitanya nanti kalau suatu saat mereka belajar di pondok ini. Jika mendengar cerita orang-orang (yang belum tentu mengenal Al-Anwar dengan baik), terlintaslah di benak mereka peraturan-peraturan yang begitu mengikat dan mengekang kebebasan dalam berekspresi dan berkreasi. Terbayang pula bagaimana hukumannya jika melanggar disiplin yang ada. Apalagi jika yang bersangkutan begitu alergi dengan yang namanya disiplin. Wah, rasanya berat sekali menjadi santri Al-Anwar! Akhirnya, banyak yang menyerah sebelum berperang. Waduh, kasihan sekali! Jarrib wa laahidz takun 'aarifan, cobalah dulu barulah kita mengetahui dan mengenal Al-Anwar dengan baik.
Mereka yang menyadari betapa pentingnya pendidikan pasti merasakan kepuasan menimba ilmu di Al-Anwar. Ternyata, setelah menjadi santri Al-Anwar, muncullah cerita yang berbeda. Memang, disiplin dijunjung tinggi. Tak seorang santri pun terlepas dari disiplin. Bukankah di setiap tempat itu ada disiplin? Bukan hanya di Al-Anwar. Bedanya, disiplin di pondok ini lahir dari pengalaman yang dijalani selama puluhan tahun. Sehingga, segala peraturan yang diterapkan di Al-Anwar terbentuk dari pengalaman. Dengan kata lain, disiplin inilah yang menjaga kita untuk tidak terperosok ke lubang yang sama. Maka, terasalah bagi seluruh santri bahwa disiplin bukan sekedar peraturan yang melarang ini dan itu. Disiplin Al-Anwar benar-benar memiliki tujuan dan makna yang dalam untuk mendidik santri-santrinya.
Betapa menyenangkan hidup penuh disiplin. Segala sesuatu yang ingin kita lakukan tercapai. Segala program yang direncanakan terlaksana dengan baik. Dengan disiplin, kitalah yang menguasai waktu, mengaturnya dan menatanya. Santri-santri Al-Anwar mengetahui kapan belajar, kapan mereka harus makan, kapan berangkat ke masjid, kapan berolahraga dan melakukan segala aktivitas lainnya. Mereka mengenal waktu sebaik mereka mengenal seorang sahabat.

Sunday, January 13, 2013

PRESTASI

Lagi-lagi prestasi, Dalam rangka Hari Amal Bhakti Ke-67 Kementrian Agaam RI, kemenag Kab. Pacitan mengadakan berbagai macam lomba, diantaranya yang diikuti oleh seluruh MTs dan MA Se-Kab. Pacitan. Lagi-lagi santri Pondok Pesantren Modern Al Anwar Ploso Pacitan Jawa Timur tampil sebagai juara, diantara prestasi yang diaraih adalah:
1. Atas nama M. Ali Thoyib santri MA Al-Anwar meraih juara II lomba khatib tingkat MA Se-Kab. Pccitan.

2. Atas nama Amita Diana Sari santri MTs Al Anwar meraih juara I lomba kaligarafi tingkat MTs Se-Kab. Pccitan.

Selamat dan sukses atas prestasi yang diraih santri Pondok Pesantren Modern Al Anwar Ploso Pacitan Jawa Timur. Semaoga bisa memacu prestasi-prestasi lainya dimasa yang akan datang. Amiiiien.......

UJIAN DI PONDOK

PPM Al-Anwar-“Ujian di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar memang berbeda.” Nampaknya kalimat ini pantas menggambarkan sistem ujian yang dilaksanakan di Pondok Modern Al-Anwar Ploso Pacitan (PPM Al-Anwar), khususnya pada Ujian Pertengahan Tahun Ajaran 1433/1434 H atau 2012/2013 ini. Bagaimana tidak? Ujian yang dilaksanakan hampir dua minggu ini tak hanya menyita perhatian dari para peserta ujiannya saja, namun juga Bapak Pimpinan, Direktur KMI, guru-guru senior, guru-guru KMI hingga seluruh siswa akhir KMI. Hal ini seusai dengan yang dikatakan oleh Bapak Pimpinan PPM Al-Anwar sebelum ujian dilaksanakan, “Ujian ini tak hanya bagi para santri, namun bagi kita semua.”
Ujian yang berlangsung selama dua minggu ini diawali dengan ujian lisan, atau yang lebih akrab dikenal dengan ‘Imtihan Syafahi’. Ujian lisan berlangsung selama kurang lebih 3 hari, dengan materi ujian sebagai berikut:

1. Bahasa Arab (Meliputi materi Muhadatsah, muthola’ah, mahfudzot, An-Nahwu, As-Sorfu, Tarjamah Makholah, dan Mufrodzat)

2. Al-Qur’an (meliputi materi Muhadatsah, Qiro’ah Wal Fasokhah, Tajwid, Al-Fiqh, Tafidz Surat-surat, Ibadah Amaliyah, dan Ibadah Qouliyah)

3. Bahasa Inggris (meliputi materi Conversation, Reading, Grammar, Dictation, Vocabularies, dan Trasnslation)

Ujian melibatkan sebagian besar guru KMI serta puluhan peserta ujian. Disiplin yang dijalankan memang sungguh ketat. Tak hanya bagi peserta ujian, namun disiplin ini juga berlaku bagi para penguji maupun guru KMI. Kewajiban dalam berbagai hal mengikat disiplin bagi para penguji ini, seperti hadir sebelum bel pukul 06.55 pagi, membuat i’dad persiapan ujian, mengisi blanko nilai dari yang jenis centang hingga pengisian nilai, ketepatan dalam mengambil waktu istirahat, menjaga kebersihan, ketertiban, kewibawaan ruangan ujian hingga batas diperbolehkan keluar pukul 13.00 siang.

Dilanjutkan dengan ujian tulis atau yang lebih akrab dikenal dengan ‘imtihan tahriri”. Ujian ini menjadi puncak dari rentetan ujian sebelumnya. Ujian ini dilaksanakan selama kurang lebih 10 hari dengan 3 jam pelajaran tiap harinya. Kembali pada titik sebelumnya, sekali lagi, ujian ini tak hanya menguji para peserta ujian, namun juga menguji para pengawas ujian. Ujian tulis di PPM Al-Anwar bisa dikatakan sebagai ujian tulis paling ketat di pondok. Betapa tidak, pengawas terdiri dari seluruh guru KMI. Jadi, tiap ruang ujian dijaga oleh seorang pengawas yang mengawasi dengan berdiri selama 60 menit sesuai dengan waktu yang diberikan kepada para peserta. Para pengawas inipun masih saja diawasi oleh Panitia Ujian Awal Semester (PUAS) yang selalu siaga setiap saat.

Jangankan berbuat curang, terbesit dalam pikiran saja tidak. Sistem yang dilaksanakan hingga saat ini, merupakan sistem ujian yang telah dijaga kesuciannya sejak berdirinya PPM Al-Anwar. Oleh karena itu, tiap kali ujian datang, dari para santri hingga bapak pimpinan pun, juga merasa diuji, hanya saja materi, pengawas, disiplin, serta amanah yang ditanggung tentunya berbeda, sesuai dengan skala prioritas. Ini semua dilakukan bukan hanya sekedar mencari nama, atau pun merasa ‘sok’ dengan ketatnya disiplin yang ada. Akan tetapi cita-cita yang ada lebih jauh dari itu, yakni menjaga kualitas dan kesucian ujian itu sendiri. Karena kualitas ilmu yang ada pada para santri, tentulah harus didapat dengan perjuangan serta kesungguhan masing-masing personal.

PENDIDIKAN

Bahwa di Pondok Pesantren Modern Al Anwar dilatih membagi pikiran, perasaan, waktu, tenaga maka berbahagialah orang yang terampil dalam membagi hal ini, di samping keterampilan-keterampilan bermuamalah ma’a naas dan bermualamah ma’a Allah serta bermuamalah dengan diri kita sendiri.
 
Sudah cukup pendidikan yang kita berikan, latihan yang telah kita latihkan, pengalaman yang telah dialami, namun tergantung juga daya serapmu terhadap sentuhan-sentuhan pondok yang telah disentuhkan kepada kamu lahir batin, akademis ataupun non-akademis.

Namun, apapun wujudmu dan apapun keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
Maka berbuatlah, berfikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin, menuju kesempurnaan manusiawi yang lebih bertakwa. Aamin yaa robbal ‘aalamin.

MENGHARGAI WAKTU

Al-Anwar - Sebelum menjadi santri Al-Anwar, banyak yang membayangkan betapa menderitanya nanti kalau suatu saat mereka belajar di pondok ini. Jika mendengar cerita orang-orang (yang belum tentu mengenal Al-Anwar dengan baik), terlintaslah di benak mereka peraturan-peraturan yang begitu mengikat dan mengekang kebebasan dalam berekspresi dan berkreasi. Terbayang pula bagaimana hukumannya jika melanggar disiplin yang ada. Apalagi jika yang bersangkutan begitu alergi dengan yang namanya disiplin. Wah, rasanya berat sekali menjadi santri Al-Anwar! Akhirnya, banyak yang menyerah sebelum berperang. Waduh, kasihan sekali! Jarrib wa laahidz takun 'aarifan, cobalah dulu barulah kita mengetahui dan mengenal Al-Anwar dengan baik.
 
Mereka yang menyadari betapa pentingnya pendidikan pasti merasakan kepuasan menimba ilmu di Al-Anwar. Ternyata, setelah menjadi santri Al-Anwar, muncullah cerita yang berbeda. Memang, disiplin dijunjung tinggi. Tak seorang santri pun terlepas dari disiplin. Bukankah di setiap tempat itu ada disiplin? Bukan hanya di Al-Anwar. Bedanya, disiplin di pondok ini lahir dari pengalaman yang dijalani selama puluhan tahun. Sehingga, segala peraturan yang diterapkan di Al-Anwar terbentuk dari pengalaman. Dengan kata lain, disiplin inilah yang menjaga kita untuk tidak terperosok ke lubang yang sama. Maka, terasalah bagi seluruh santri bahwa disiplin bukan sekedar peraturan yang melarang ini dan itu. Disiplin Al-Anwar benar-benar memiliki tujuan dan makna yang dalam untuk mendidik santri-santrinya.
Betapa menyenangkan hidup penuh disiplin. Segala sesuatu yang ingin kita lakukan tercapai. Segala program yang direncanakan terlaksana dengan baik. Dengan disiplin, kitalah yang menguasai waktu, mengaturnya dan menatanya. Santri-santri Al-Anwar mengetahui kapan belajar, kapan mereka harus makan, kapan berangkat ke masjid, kapan berolahraga dan melakukan segala aktivitas lainnya. Mereka mengenal waktu sebaik mereka mengenal seorang sahabat.