Wednesday, July 31, 2013
JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai hidup bahagia, antara lain:
- Beriman dan beramal shalih. Siapa yang beramal shalih baik laki-laki ataupun perempuan, maka ia akan mendapatkan pahala yang lebih baik ketimbang amalnya.
- Banyak mengingat Allah (berdzikir) karena dengan dzikir akan diperoleh kelapangan dan ketenangan.
- Bersandar kepada Allah dan tawakkal pada-Nya, yakin dan percaya kepada-Nya dan bersemangat untuk meraih keutamaan-Nya.
- Berbuat baik kepada makhluk dalam bentuk ucapan maupun perbuatan dengan ikhlas kepada Allah dan mengharapkan pahala-Nya.
- Menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu yang bermanfaat.
- Mencurahkan perhatian dengan apa yang sedang dihadapi disertai permintaan tolong kepada Allah Ta'ala, tanpa banyak berangan-angan (terhadap perkara dunia).
- Senantiasa mengingat dan menyebut nikmat yang telah diberikan Allah Ta'ala, baik nikmat lahir maupun batin.
- Selalu melihat orang yang di bawah dari sisi kehidupan dunia misalnya dalam masalah rezki karena dengan begitu kita tidak akan meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kita.
- Ketika melakukan sesuatu untuk manusia, jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan namun berharaplah hanya kepada Allah Ta'ala
Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan hidup.
Wallahu ta‘ala a'lam bish-shawab.
PESAN SUNAN KALIJOGO
P.M AL-ANWAR: PESAN SUNAN KALIJOGO: “Yen wis tiba titiwancine kali-kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, wong wadon ilang wirange, mangka enggal-enggala tapa lelana ...
Tuesday, July 30, 2013
FASILITAS INTERNET GRATIS
Al-Anwar-Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Ploso Pacitan yang
terletak di Jln.KH. Hasyim Asy’ari No 41 Ploso Pacitan Jawa Timur Kode Pos 63515 Tlp. (0357)881563/0813382840 merupakan Pondok Pesantren yang didirikan oleh KH. Khariri Anwar (Alm). Di Pondok
Pesantren pesantren tercipta Tripusat pendidikan yang terpadu, yaitu
pendidikan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Pesantren bukan hanya
menanamkan aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Pesantren
bukan hanya mengasah kecerdasan otak dan ketrampilan tangan, tetapi juga
kekuatan mental dan kecerdasan spiritual.
Dengan
bentuk pesantren inilah Pondok Pesantren Modern Al-Anwar sangat konsisten
menerapkan disiplin berasrama bagi para penghuninya. Asrama penuh dengan
program pendidikan, bukan sekadar sebagai tempat tidur santri. Dengan sistem
asrama, para santri bisa berinteraksi dengan para guru secara lebih efektif dan
produktif. Selain itu, santri dapat sepenuhnya terwarnai oleh program-program
pendidikan pondok sehingga steril dari pengaruh kultur masyarakat sekitar yang
kurang edukatif dan islami. Sistem asrama dapat pula mendidik santri dalam hal
kemandirian, leadership, ukhuwah, dan bersosialisasi dengan
teman-temannya yang memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam. Keistimewaan
lain dari sistem asrama Pondok Pesantren Modern Al-Anwar adalah mengutamakan
metode keteladanan dengan menjadikan kiyai dan guru guru sebagai figur sentral.
Asrama Pondok Pesantren Modern Al-Anwar juga menciptakan lingkungan yang kondusif
dengan masjid sebagai pusat yang menjiwai seluruh santri.
Untuk menunjang semua program diatas pihak Pondok
Pesantren Modern Al-Anwar juga berusaha memberikan fasilitas yang memadai
melalui kerjasama dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Kemkominfo
bersama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika
(BP3TI) pada penghujung Tahun 2012 kemarin benar-benar merealisasikan bantuan program
Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Service Obligation (KPU/USO) di
Kabupaten Pacitan. Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Ploso Pacitan adalah
satu-satunya Pondok Pesantren Modern yang ada di Kab. Pacitan yang mendapatkan
bantuan tersebut.
Bantuan ini sangat bermanfaat bagi para santri yang ada di Pondok
Pesantren Modern Al-Anwar pada khususnya dan masyarakat sekitar Pondok
Pesantren Modern Al-Anwar pada umumnya. "Bantuan Ini merupakan bantuan yang sangat penting,
karena memberikan nilai positif bagi santri pondok ditengah besarnya warga
kabupaten untuk mendapatkan dan menggunakan internet sehat, mudah, cepat dan
terjangkau," kata Didik, salah satu santri Pondok Pesantren Modern
Al-Anwar .
Dalam
program KPU/USO dilakukan kerjasama antara pemerintah dan pihak ke tiga
(penyedia jasa) yaitu, Balai Penyedia dan Pengelola
Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) dengan sistem kontrak
penyelenggaraan selama 4 tahun. Setelah masa kontrak habis, maka alih tugas
penyelenggaraan akses telekomunikasi dan internet diberikan kepada pemerintah
daerah dalam hal ini Dinas Kominfo Daerah. “Alhamdulillaah, warga sekitar Pondok Pesantren Modern
Al-Anwar bisa menggunakan internet gratis dari Kemkominfo, sejak berdirinya
Pondok Pesantren Modern Al-Anwar ya baru kali ini ada internetnya” kata Ukik,
warga sekitar pondok.
Dia menambahkan, terima kasihnya kepada pemerintah yang
berupaya memeratakan informasi keseluruh Tanah Air. Tanpa terkecuali khususnya
Kab. Pacitan yang merupakan kota paling ujung barat dari Provinsi Jawa Timur
ini.Program Kemkominfo yang diberi nama KPU/USO meunujukkan
kewajiban pemerintah untuk menjamin tersedianya pelayanan publik bagi setiap
warga negara, meskipun negara tidak secara langsung memegang peranan sebagai
penyelenggara kegiatan tersebut. Pemerintah melakukan pengelolaan dana KPU/USO yang diambil dari
operator digunakan untuk penyediaan dan pembangunan fasilitas telekomunikasi
dan informatika di daerah-daerah yang belum mendapatkan akses layanan
telekomunikasi dan informatika. "Bantuan tersebut
diperlukan, sebagai sarana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan
tempat untuk membelajarkan santri tentang internet" kata Abdul Manan
Anwar, Kepala Pondok Pesantren Al-Anwar.
Beliau juga menambahkan
bahwa, sekarang para santri harus melek informasi disebabkan karena tuntunan
zaman, jadi tidak ada lagi anggapan bahwa santri itu hanya pakai sarung saja, “Sarungan
yo sarungan tapi semua sekarang harus pegang laptop” tambahnya.
“Semakin berkembangnya zaman
ternyata Pondok Pesantren Al-Anwar semakin maju,
buktinya melalui program pemerintah KPU/USO sekarang santri tidak ketinggalan informasi” ucap salah satu wali
santri, saat mengunjungi anaknya dipondok.
Akhirnya, tulisan ini diharapkan membuka
wawasan kepada semua pembaca untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan
masyarakat luas tentang program pemerintah tersebut, sekaligus
peningkatan kualitas sarana dan prasarana terhadap masyarakat dalam hal layanan
Internet tanpa kabel ini. (taufik)
PESAN SUNAN KALIJOGO
“Yen wis tiba titiwancine kali-kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, wong
wadon ilang wirange, mangka enggal-enggala tapa lelana njlajah desa milang
kori, patang sasi aja ngasik balik yen durung entuk pituduh saka Gusti Allaah”.
“Jika sudah tiba jamannya di mana sungai-sungai hilang kedalamannya, pasar kehilangan keramaiannya, para wanita kehilangan rasa malunya, maka segeralah menjalankan perjalanan spiritual dari desa ke desa empat bulan lamanya, jangan kembali sebelum mendapatkan peetunjuk dari Allaah”.
KALI-KALI ILANG KEDUNGE(BANYAK SUNGAI MENJADI DANGKAL)
Mengandung makna, banyak manusia berilmu yang sudah tidak mahu mengamalkan ilmunya. Di jaman yang serba modern ini, seperti sudah tidak ada sesuatu yang gratis. Manusia terpola dalam kehidupan konsumtif dan komersial, sehingga rasa sosial menjadi luntur. Jika ingin mendapatkan ilmu maka harus membayar mahal. Ringkasnya banyak orang-orang berilmu mengkomersilkan illmunya.
PASAR ILANG KUMANDANGE(PASAR MENJADI SEPI)
Mengandung makna, tempat-tempat kebaikan seperti Masjid, Mushalla, Majlis Ta’lim dan Pondok Pesantren menjadi sepi, pasar adalah tempat berbelanja segala kebutuhan hidup, begitu juga tempat-tempat ibadah dan ilmu merupakan kebutuhan pokok manusia dalam memenuhi kewajibannya kepada Allaah. Orientasi hidup manusia hanyalah memenuhi kebahagiaan dunia dan mengesampingkan kebutuhan ahirat. Hidup tanpa pengendalian diri dan lebih condong pada kehidupan hedonis materialistik.
WONG WADON ILANG WIRANGE(WANITA KEHILANGAN RASA MALUNYA)
Mengandung makna, wanita modern tidak merasa tabu lagi mengeksploitasi keindahan tubuhnya, sepertinya mereka bangga kalau bagian-bagian tubuh yang semestinya disembunyikan dan ditutupi itu menjadi sebuah tontonan. Wanita yang seharusnya menempatkan dirinya sebagai madrasah pertama bagi anak-anak mereka jutru menghinakan dirinya dengan pakaian yang selayaknya tidak pantas ditiru anak-anak. Selain dalam hal berpakaian, banyak wanita yang berhias diri ketika keluar rumah tapi tak pernah berhias untuk suaminya di rumah.
Jika sudah terjadi demikian, mangka enggal-enggala tapa lelana njlajah desa milang kori, patang sasi aja ngasik balik yen durung entuk pituduh saka Gusti Allaah(maka segeralah menjalankan perjalanan spiritual dari desa ke desa empat bulan lamanya, jangan kembali sebelum mendapatkan peetunjuk dari Allaah), maknanya adalah, manusia harus segera meninggalkan jaman yang seperti itu, tidak mudah tergerus kemajuan jaman, tapi tetap konsisten mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya, teruslah konsisten, teruslah istiqamah memegang kebenaran, sampai Allaah memberi jalan petunjuk.
SAKBEGJABEGJANE WONG KANG LALI, LUWIH BEGJA WONG KANG TANSAH ELING LAN WASPADA
“Jika sudah tiba jamannya di mana sungai-sungai hilang kedalamannya, pasar kehilangan keramaiannya, para wanita kehilangan rasa malunya, maka segeralah menjalankan perjalanan spiritual dari desa ke desa empat bulan lamanya, jangan kembali sebelum mendapatkan peetunjuk dari Allaah”.
KALI-KALI ILANG KEDUNGE(BANYAK SUNGAI MENJADI DANGKAL)
Mengandung makna, banyak manusia berilmu yang sudah tidak mahu mengamalkan ilmunya. Di jaman yang serba modern ini, seperti sudah tidak ada sesuatu yang gratis. Manusia terpola dalam kehidupan konsumtif dan komersial, sehingga rasa sosial menjadi luntur. Jika ingin mendapatkan ilmu maka harus membayar mahal. Ringkasnya banyak orang-orang berilmu mengkomersilkan illmunya.
PASAR ILANG KUMANDANGE(PASAR MENJADI SEPI)
Mengandung makna, tempat-tempat kebaikan seperti Masjid, Mushalla, Majlis Ta’lim dan Pondok Pesantren menjadi sepi, pasar adalah tempat berbelanja segala kebutuhan hidup, begitu juga tempat-tempat ibadah dan ilmu merupakan kebutuhan pokok manusia dalam memenuhi kewajibannya kepada Allaah. Orientasi hidup manusia hanyalah memenuhi kebahagiaan dunia dan mengesampingkan kebutuhan ahirat. Hidup tanpa pengendalian diri dan lebih condong pada kehidupan hedonis materialistik.
WONG WADON ILANG WIRANGE(WANITA KEHILANGAN RASA MALUNYA)
Mengandung makna, wanita modern tidak merasa tabu lagi mengeksploitasi keindahan tubuhnya, sepertinya mereka bangga kalau bagian-bagian tubuh yang semestinya disembunyikan dan ditutupi itu menjadi sebuah tontonan. Wanita yang seharusnya menempatkan dirinya sebagai madrasah pertama bagi anak-anak mereka jutru menghinakan dirinya dengan pakaian yang selayaknya tidak pantas ditiru anak-anak. Selain dalam hal berpakaian, banyak wanita yang berhias diri ketika keluar rumah tapi tak pernah berhias untuk suaminya di rumah.
Jika sudah terjadi demikian, mangka enggal-enggala tapa lelana njlajah desa milang kori, patang sasi aja ngasik balik yen durung entuk pituduh saka Gusti Allaah(maka segeralah menjalankan perjalanan spiritual dari desa ke desa empat bulan lamanya, jangan kembali sebelum mendapatkan peetunjuk dari Allaah), maknanya adalah, manusia harus segera meninggalkan jaman yang seperti itu, tidak mudah tergerus kemajuan jaman, tapi tetap konsisten mempertahankan nilai-nilai agama dan budaya, teruslah konsisten, teruslah istiqamah memegang kebenaran, sampai Allaah memberi jalan petunjuk.
SAKBEGJABEGJANE WONG KANG LALI, LUWIH BEGJA WONG KANG TANSAH ELING LAN WASPADA
Subscribe to:
Posts (Atom)